“Mungkin ada kesalahpahaman seakan-akan ini program yang diberikan kepada wartawan atau karyawan industri media dengan privilege tertentu. Misalnya dapat diskon besar, kemudian ada wacana, wah ini cara pemerintah untuk dalam tanda kutip membungkam suara kritis media. Ini jauh dari itu semua. Ini sama sekali nggak ada karena ini hanya program akselerasi kepemilikan rumah sebetulnya,” tambah Nezar.
Nezar juga menepis anggapan bahwa program ini diberikan dengan keistimewaan atau insentif khusus untuk membungkam suara media.
Untuk memperluas jangkauan informasi, Nezar mengajak seluruh asosiasi media televisi, radio, media online, dan cetak untuk ikut menyosialisasikan program ini kepada anggotanya.
“Kami berharap program ini juga bisa diadopsi oleh perusahaan media sebagai bagian dari kebijakan kesejahteraan karyawan. Dengan demikian, semakin banyak insan media bisa memiliki rumah impian mereka,” ujarnya.
(komdigi)