Dalam sehari, ia mengantarkan rata-rata 20 hingga 25 pasien, baik menggunakan brankar maupun kursi roda. Selama bertugas, banyak pasien yang menganggap Edi sebagai bagian dari keluarga mereka. “Dengan anggapan itu, saya merasa keluarga saya pun bertambah,” tuturnya.
Edi juga menceritakan pengalamannya, di mana sering kali ia bertemu pasien yang pernah dibantunya. “Mereka memanggil nama saya dan mengucapkan terima kasih. Saya kadang bingung, tapi mereka mengingat saya karena pernah saya tolong,” ceritanya.
Bekerja dengan tulus dan ikhlas, Edi bersyukur bahwa pasien yang ia bantu menganggapnya sebagai keluarga.
“Saya berharap RSUP Dr M Djamil terus memberikan pelayanan terbaik demi kenyamanan pasien dan keluarganya. Karena prioritas pasien adalah prioritas bagi rumah sakit,” pungkas Edi.
(yankes.kemkes)
