Akibat dari bencana ini, lebih dari 1,7 juta orang mengungsi, mencari perlindungan di tempat yang lebih aman. Namun, seiring berjalannya waktu, negara-negara yang terdampak mulai membangun kembali kehidupan mereka dan berusaha pulih dari duka yang mendalam.
Meskipun 20 tahun telah berlalu sejak tsunami Samudra Hindia, para penyintas di Aceh dan seluruh dunia masih terus berjuang dengan kenangan dan kehilangan mereka.
Seperti yang diungkapkan oleh Muhamad Amirudin, meski ia tidak pernah menemukan jasad kedua anaknya, ia percaya bahwa hidup ini hanya sementara.
Oleh karena itu, ia mengajak kita semua untuk berusaha semaksimal mungkin untuk bisa bermanfaat bagi orang lain, serta menjaga kenangan tentang mereka yang telah pergi.
Dengan peringatan ini, kita tidak hanya mengenang tragedi yang merenggut banyak nyawa, tetapi juga merayakan ketangguhan dan semangat juang para penyintas.
Aceh, yang pernah dilanda duka mendalam, kini menjadi simbol keberanian dan kebangkitan yang menginspirasi dunia.
(apnews)
