“Kontroversi ini menyoroti ketegangan yang terus berlanjut di Papua”
Seketika.com, Jakarta – Belum lama ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) kembali menjadi sorotan di media sosial.
Kali ini, mereka mengeluarkan kritik keras terhadap video yang menunjukkan dugaan penganiayaan oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap warga sipil di Papua.
Dalam unggahannya pada 30 Maret 2024, BEM UI mengecam tindakan tersebut dan menyatakan bahwa ini bukanlah kasus tunggal yang dilakukan oleh aparat TNI.
Unggahan tersebut memicu respons dari prajurit TNI, termasuk dari berbagai unit seperti Babinsa dan pasukan khusus seperti satuan Gultor, Denjaka, Kopaska, dan Marinir.
Salah satu komentar dari prajurit TNI menyanggah tuduhan tersebut, bahkan menantang BEM UI untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah Papua Pegunungan, sebagai upaya agar mereka dapat memahami kondisi di lapangan secara langsung.
“Halo dek yang terpelajar dan berpendidikan sudah lihat beritanya belum tentang yang ditangkap pihak itu siapa. Jangan mengatasnamakan masyarakat sipil atau orang Papua karena tidak semua orang Papua ada separatis, kami tahu siapa yang harus diamankan dan siapa yang harus dijaga gini aja kalau KKN cobalah ke desa-desa terpencil di sana biar tahu gimana kehidupan di sana jangan menyuarakan dari tempat enak” cuitnya.
Kontroversi ini berkaitan dengan sebuah video yang terjadi pada 3 Februari 2024. Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan menjelaskan bahwa awalnya TNI-Polri menerima laporan dari masyarakat tentang keberadaan 3 anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga berencana membakar puskesmas di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Setelah terjadi kontak tembak antara 3 anggota KKB dan TNI-Polri, ketiganya berhasil diamankan dan dibawa ke polres setempat. Namun, salah satu anggota KKB tewas dalam usaha kabur, sedangkan 2 lainnya berhasil ditangkap.
