Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
InternasionalTeknologi

Poster ‘All Eyes on Rafah’ Viral di Medsos, Dukungan untuk Palestina Dibuat dengan AI

264
×

Poster ‘All Eyes on Rafah’ Viral di Medsos, Dukungan untuk Palestina Dibuat dengan AI

Share this article
All Eyes On Rafah Foto: Instagram

Seketika.com, Jakarta – Sebuah gambar yang menghimbau kesadaran global terhadap konflik berdarah di Gaza telah menjadi viral di media sosial. Gambar tersebut menampilkan tenda-tenda pengungsi di Rafah yang tersusun membentuk kalimat “Semua Mata Tertuju Rafah”, dan telah dibagikan lebih dari 29 juta kali di Instagram dalam waktu kurang dari 24 jam.

Tragedi di Rafah, di mana setidaknya 45 warga sipil dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel, telah memicu gelombang dukungan internasional.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut insiden tersebut sebagai “kecelakaan tragis” dalam pidato kepada parlemen, sementara kantor perdana menteri memberikan klarifikasi dalam bahasa Inggris yang menyebutnya sebagai “insiden tragis”.

Gambar tersebut, yang dibagikan melalui fitur Stories Instagram oleh berbagai influencer, atlet, dan selebritas, termasuk bintang “Bridgerton” Nicola Coughlan, penyanyi-penulis lagu Kehlani, dan aktor India Varun Dhawan, telah menarik perhatian global.

Hal ini menunjukkan pentingnya Instagram sebagai saluran informasi bagi jurnalis Palestina dan pendukung Palestina, meskipun ada upaya oleh Meta untuk membatasi penyebaran konten politik.

Namun, video yang menggambarkan dampak serangan Israel yang diunggah oleh jurnalis Palestina telah dibatasi dan dalam beberapa kasus dihapus dari media sosial karena dianggap terlalu grafis.

Instagram, yang dimiliki oleh Meta, telah menghapus beberapa konten tersebut dengan alasan melanggar kebijakan platform terkait konten kekerasan dan vulgar.

Menariknya, gambar “Semua Mata Tertuju Rafah” tidak menggambarkan kekerasan yang sebenarnya terjadi di lapangan, tetapi telah menjadi simbol solidaritas yang kuat di media sosial.

Gambar tersebut juga merupakan salah satu contoh pertama ikonografi aktivis yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI), menurut Marc Owen Jones, seorang profesor studi Timur Tengah yang mempelajari misinformasi.