InternasionalPeristiwa

Pasukan Korut Langgar Perbatasan Korsel, Menambah Ketegangan Antar Dua Negara

206
×

Pasukan Korut Langgar Perbatasan Korsel, Menambah Ketegangan Antar Dua Negara

Share this article

Seketika.com, Jakarta – Kepala Staf Gabungan (JCS) Militer Korea Selatan pada Selasa (11/6/2024), mengumumkan bahwa pasukan Korea Utara melanggar perbatasan darat yang memisahkan kedua Korea pada awal pekan ini. Insiden ini terjadi di Garis Demarkasi Militer (MDL), namun pasukan Korea Utara “segera” mundur setelah pasukan Korea Selatan memberikan peringatan dan menembakkan tembakan peringatan.

Dikutip dari nknews.org, insiden tersebut bertepatan dengan Korea Selatan yang untuk pertama kalinya dalam enam tahun melakukan siaran propaganda melalui pengeras suara di perbatasan. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap peluncuran balon sampah oleh Korea Utara ke wilayah Korea Selatan dalam beberapa minggu terakhir.

“Pada sekitar pukul 12:30 pada 9 Juni, beberapa pasukan Korea Utara yang bekerja di zona demiliterisasi (DMZ) di garis depan pusat melanggar MDL namun mundur ke utara setelah siaran peringatan militer Korea Selatan dan tembakan peringatan,” ungkap JCS dalam pernyataan resmi pada Selasa pagi.

Dalam jumpa pers, Kol. Lee Sung-jun, kepala urusan publik JCS, menjelaskan bahwa tentara Korea Utara yang melintasi garis demarkasi sebagian besar membawa “alat kerja,” meskipun “beberapa” dari mereka tampak bersenjata.

“Situasi saat itu adalah bahwa DMZ saat ini ditumbuhi semak-semak, dan tanda-tanda MDL sulit terlihat. Oleh karena itu, tidak ada jalan, dan mereka bergerak melalui semak-semak. Militer Korea Selatan telah mengamati pergerakan mereka bahkan sebelum mereka mendekati MDL,” kata Lee.

Lee menegaskan bahwa pasukan Korea Utara tidak berniat untuk menyerang, mengingat mereka segera bergerak kembali ke utara setelah siaran dan tembakan peringatan. Namun, wartawan mengkritik JCS karena dianggap terlalu cepat menyimpulkan bahwa personel militer Korea Utara tidak berniat menyerang, mengingat insiden ini terjadi bersamaan dengan latihan Korea Selatan untuk melanjutkan siaran propaganda ke arah Utara.