Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
OpiniPeristiwa

Memori dan Konflik: Menggali Kembali Masa Lalu untuk Mencegah Konflik di Indonesia

124
×

Memori dan Konflik: Menggali Kembali Masa Lalu untuk Mencegah Konflik di Indonesia

Share this article
Ilustrasi (freepik/jcomp)

Seketika.com, Lifestyle – Masa lalu memiliki dampak yang mendalam pada konflik masa kini. Dalam artikel “Conflict and Memory: The Past in the Present” yang diterbitkan dalam Peace and Conflict: Journal of Peace Psychology, penulis Brady Wagoner dan Ignacio Brescó menyoroti peran penting memori—baik individu maupun kolektif—dalam dinamika konflik antarkelompok.

Artikel ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana cara suatu masyarakat mengingat peristiwa masa lalu dapat memicu atau meredakan konflik yang sedang berlangsung. Dalam konteks Indonesia, dengan sejarah panjang konflik etnis dan agama, pemahaman ini sangat relevan.

Memori Sebagai Pemicu dan Penyelesaian Konflik

Memori kolektif adalah bagaimana sekelompok orang mengingat masa lalu bersama mereka. Ini bukan hanya tentang fakta-fakta sejarah, tetapi juga tentang bagaimana peristiwa-peristiwa tersebut dipahami dan diinterpretasikan oleh anggota kelompok.

Dalam banyak kasus, memori kolektif ini dapat memperkuat prasangka dan kebencian yang sudah ada, memicu siklus konflik yang berkelanjutan.

Sebagai contoh, cara masyarakat Indonesia mengingat peristiwa-peristiwa penting seperti Kerusuhan Mei 1998 atau konflik Ambon dapat mempengaruhi hubungan antar kelompok hingga saat ini.

Namun, memori juga memiliki potensi untuk menjadi alat penyembuhan dan rekonsiliasi. Wagoner dan Brescó menekankan bahwa dengan mengelola memori masa lalu dengan bijaksana, masyarakat dapat belajar dari kesalahan sejarah dan mencegah terulangnya konflik.