“Kekalahan akan menjadi hal yang sangat memalukan bagi Sunak – belum ada pemerintah yang mengalami kekalahan dalam pemungutan suara pada tahap awal proses parlemen sejak tahun 1986 – dan hal ini akan sangat melemahkan otoritasnya atas partainya.”
Seketika.com, London- Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menghadapi ujian terbesar di parlemen atas jabatan perdana menterinya pada hari Selasa ketika anggota parlemen melakukan pemungutan suara mengenai rencana yang memecah belah untuk mengirim pencari suaka untuk tinggal di Rwanda.
Mahkamah Agung Inggris bulan lalu memutuskan bahwa Rwanda adalah tempat yang tidak aman untuk mengirim orang-orang yang datang dengan perahu kecil ke pantai selatan Inggris, dan bahwa kebijakan tersebut akan melanggar hukum Inggris dan internasional.
Sebagai tanggapannya, Sunak telah menyetujui perjanjian baru dengan negara Afrika timur tersebut dan mengajukan undang-undang darurat untuk mengesampingkan hukum hak asasi manusia domestik dan internasional.
Langkah ini telah memecah belah partainya, mengasingkan kelompok moderat, yang khawatir Inggris akan melanggar kewajiban hak asasi manusianya, dan politisi sayap kanan, yang berpendapat bahwa langkah tersebut tidak cukup membawa dampak positif.
“Kami yakin solusi terbaiknya adalah kita harus menghentikan sementara undang-undang tersebut sekarang, kita harus kembali dengan rancangan undang-undang yang baru,” kata salah satu anggota parlemen dari Partai Konservatif, Simon Clarke, kepada Radio BBC.
