“Keberadaannya memicu debat tentang batas etika dan implikasi psikologis yang mungkin terjadi dalam penggunaannya”
Seketika.com, Jakarta – Perusahaan-perusahaan di China tengah bersaing dalam lomba menghidupkan kembali orang-orang yang telah meninggal melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Melibatkan materi audio visual selama 30 detik dari almarhum, penciptaan kembali sosok yang sudah pergi ini diharapkan memberikan kenyamanan kepada orang-orang yang berduka.
Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), China menjadi pemimpin dalam teknologi AI di dunia, dan banyak individu di negara tersebut memiliki kebutuhan emosional yang dapat diakomodasi oleh perkembangan ini.
Pendiri Perusahaan AI Super Brain, Zhang Zewei, menyatakan, “Dalam hal teknologi AI, China berada di kelas tertinggi di dunia. Dan ada begitu banyak orang di China, banyak di antaranya yang memiliki kebutuhan emosional, sehingga memberi kami keuntungan dalam hal permintaan pasar.”
Namun, meskipun teknologi ini dianggap sebagai langkah inovatif, juga menimbulkan keresahan dan keprihatinan.