“Ancaman dari Houthi yang menyatakan kesiapannya untuk menggunakan rudal dan drone jika ada campur tangan asing dalam operasi mereka semakin menambah rumitnya situasi di kawasan tersebut”
Seketika.com, Jakarta – Pada Sabtu, 23 Desember kemarin, kelompok pemberontak Houthi kembali melakukan serangan terhadap kapal tanker di Samudera Hindia, menciptakan ketegangan di kawasan tersebut. Pasukan Houthi tidak hanya menyerang kapal tanker tetapi juga menargetkan kapal angkatan laut Amerika yang berusaha mengamankan kapal tersebut.
Serangan dilakukan menggunakan drone dan terjadi beberapa kali. Meskipun serangan tersebut tidak menimbulkan korban atau kerusakan, kejadian ini menambah ketegangan di kawasan yang telah menjadi saksi dari serangkaian insiden sejak beberapa bulan terakhir.
Menurut laporan, sekitar pukul 8 malam, Komando Pusat Angkatan Laut AS menerima laporan dari dua kapal di Laut Merah Selatan yang sedang diserang. Kapal tanker kimia, M/V Blaamanen, berbendera Norwegia, dan kapal tanker minyak mentah, M/V Saibaba, berbendera India, menjadi sasaran drone serangan Houthi.
M/V Blaamanen melaporkan bahwa mereka hampir meledak akibat serangan drone, tetapi beruntung tidak ada kerusakan yang signifikan. Sementara itu, M/V Saibaba juga melaporkan terkena serangan drone, menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari serangkaian insiden serupa yang terjadi sejak Oktober.
Kejadian ini juga mempengaruhi rencana Operation Prosperity Guardian yang digagas oleh Amerika untuk mengamankan kapal komersial di Laut Merah yang terancam oleh kelompok Houthi Yaman. Operation Prosperity Guardian mengalami kesulitan karena tiga negara, Prancis, Spanyol, dan Italia, memutuskan untuk menarik dukungannya. Kekurangan armada yang disebabkan oleh penarikan diri ini menjadi hambatan serius bagi operasi tersebut.
