Menurut Fikri, argumen yang menyebutkan bahwa perundungan dapat membentuk generasi yang tangguh tidaklah rasional.
Ia menegaskan perlunya evaluasi komprehensif dan solusi yang terencana untuk menangani masalah ini, termasuk pembentukan satuan tugas khusus jika diperlukan.
“(Perundungan) ini tidak manusiawi di seluruh Indonesia. Kembalikan pendidikan yang humanistik dan sesuai budaya Indonesia yang sopan dan religius saling menghormati, karena ini sudah lama dan membudaya maka penyelesaiannya harus sistemik dan berkelanjutan dilakukan oleh satgas khusus. Ini darurat,” tegas Fikri, yang juga merupakan alumni Program Doktoral di Undip.
Fikri juga menyoroti bahwa perundungan tidak mengenal batasan, meskipun Fakultas Kedokteran adalah salah satu fakultas dengan biaya UKT dan SPI termahal.
Ia menegaskan bahwa negara harus memberikan dukungan penuh untuk mengakhiri praktik perundungan di dunia pendidikan.
(dpr)