Gaya HidupOpiniPolitik

Achievement Society: Sebuah Pengantar Singkat Psikopolitik Byung-Chul Han

579
×

Achievement Society: Sebuah Pengantar Singkat Psikopolitik Byung-Chul Han

Share this article
Achievement Society Sebuah Pengantar Singkat Psikopolitik Byung-Chul Han, foto:(Ilustrasi/wikimedia)

Seketika.com, Politik – “Freedom turns out to be a form of control.” Kebebasan ternyata merupakan salah satu wujud dari kontrol. Kutipan ini berasal dari Byung-Chul Han, seorang filsuf modern Jerman kelahiran Korea Selatan, yang mengamati kondisi masyarakat kontemporer abad ini. Namun, apa sebenarnya maksud dari kutipan ini?

Byung-Chul Han memandang bahwa kondisi masyarakat saat ini berbeda secara mendasar dari zaman sebelumnya. Pemikirannya berpusat pada bagaimana ‘kuasa’ bekerja. Di masa lalu, masyarakat sebagian besar dikontrol melalui apa yang ia sebut sebagai ‘kuasa negatif’ (negative power).

Negative power ini dapat dipahami sebagai segala bentuk kontrol yang diterapkan melalui pembatasan atau pelarangan, seperti “kau tidak bisa melakukan itu” atau “kau seharusnya tidak melakukan itu.”

Sepanjang sejarah manusia, negative power adalah cara utama untuk mengontrol masyarakat.
Namun, Han berpendapat bahwa di zaman kapitalistik modern ini, kontrol manusia lebih sering dilakukan melalui ‘kuasa positif’ (positive power).

Berbeda dengan negative power, positive power berbunyi seperti ini:

Dirimu saat ini bisa menjadi apapun yang kamu mau! Tidak ada satu orang pun yang dapat memaksa dan menyuruhmu menjadi sesuatu; kau sendirilah yang mengemudikan hidupmu! Kau bisa menjadi ‘apapun’! Sekarang, karena kita telah menetapkan bahwa ‘kau bisa menjadi apa saja,’ saatnya untuk ‘kamu’ memilih ingin menjadi apa. Apakah kau adalah seseorang yang tanpa tujuan atau impian yang ingin dicapai? Apakah kau adalah orang yang ingin mencapai mimpimu, atau apakah kau hanya ingin tidur-tiduran di kamar seumur hidupmu? Mau menjadi orang yang seperti apa dirimu?

Artinya, jika kau bisa menjadi ‘apa saja,’ bukankah kau ingin menjadi seseorang yang memiliki posisi prestisius, tinggi, dan hebat sehingga tidak ada batasan dalam hidupmu? Bukankah itulah cara orang-orang dulu dikendalikan, melalui batasan dari luar dirinya? Tapi kini, kau tidak memiliki batasan apapun! Selama kau dapat bekerja sekeras mungkin, menundukkan kepala, fokus, grind, gapai tujuan jangka pendek, tetapkan tujuan baru, kemudian capai lagi, dan lagi. Satu-satunya orang yang menghalangimu untuk menjadi seorang milioner suatu saat nanti hanyalah dirimu sendiri! Dan sekarang adalah saatnya untuk menggapai tujuan-tujuan itu.”

Itulah positive power. Positive power mengatakan “kau bisa (can),” sementara negative power mengatakan “kau harus (should).” Dan sebagaimana kata Han, “can jauh lebih efektif daripada kenegativitas-an should.” Sehingga, ketidaksadaran sosial berubah dari should menjadi can.

Menurut Han, kita hidup di zaman ‘masyarakat penghargaan’ (achievement society). Tidak ada yang mengarahkan moncong pistol ke kepala kita dan mengatakan apa yang harus kita lakukan.

Itu adalah taktik yang sudah kuno. Yang perlu dilakukan untuk mengendalikan orang adalah memberi tahu mereka ‘semua hal yang bisa mereka lakukan secara teori,’ jika saja mereka bisa membuat diri mereka seberharga mungkin dan jika saja mereka bisa bekerja cukup keras untuk membuat pikiran mereka seefisien dan seoptimal mungkin.