Gaya HidupOpiniPolitik

Achievement Society: Sebuah Pengantar Singkat Psikopolitik Byung-Chul Han

586
×

Achievement Society: Sebuah Pengantar Singkat Psikopolitik Byung-Chul Han

Share this article
Achievement Society Sebuah Pengantar Singkat Psikopolitik Byung-Chul Han, foto:(Ilustrasi/wikimedia)

Otherness dan Hubungan Transaksional

Apa yang pada akhirnya akan ia kemukakan, dan apa yang akan kita bahas secara mendetail, adalah bahwa kehidupan modern telah kehilangan sesuatu yang sangat penting yang telah membuat semua hal ini menjadi begitu lumrah: kehadiran “ yang lain.” Hal ini masuk akal, karena jika dunia saat ini mendorong masyarakat untuk terlalu fokus pada diri mereka sendiri, maka yang hilang adalah segala sesuatu di luar diri mereka yang secara historis telah memberikan nilai dalam kehidupan mereka.

Han menyebutnya sebagai ‘yang lain’, ‘perbedaan’, ‘yang tersembunyi’, ‘ketidaksempurnaan’, istilah-istilah yang dapat saling menggantikan saat membahas apa yang tidak ada dalam pandangan dunia yang sepenuhnya narsistik.

Dan ketika kita mulai memperhatikannya, Han mengatakan bahwa semua yang ada di dunia ini secara perlahan-lahan berubah menjadi ‘serupa’. Ia berkata,

“the terror of the same affects all areas of life today. one travels everywhere, yet does not experience anything. one catches sight of everything yet reaches no insight. one accumulates information and data, yet does not attain knowledge. one lusts after adventures and stimulation, but always remains the same. one accumulates online friends and followers, yet never encounters another person.”

Teror dari ‘per-sama-an’ mempengaruhi semua bidang kehidupan saat ini. Seseorang bepergian ke mana-mana, namun tidak memiliki pengalaman apa pun. Seseorang melihat segala sesuatu, namun tidak memperoleh suatu wawasan baru. Seseorang mengakumulasikan informasi dan data, namun tidak memperoleh pengetahuan apapun. Seseorang berhasrat untuk berpetualang dan menstimulasi diri, namun selalu berakhir sama seperti sebelumnya. Seseorang mengakumulasikan teman dan pengikut secara online, namun tidak pernah bertemu dengan orang lain.

Mari kita uraikan apa yang dimaksud oleh Byung-Chul Han dengan gagasan ini dan bagaimana teknologi memainkan perannya. Namun pertama-tama, mari kita bahas reaksi yang mungkin akan muncul dari sebagian orang.

Ketika Han mengatakan bahwa semua orang di dunia ini berubah menjadi hal yang sama, beberapa orang mungkin berpikir: “ Bukankah masalah sebenarnya adalah orang-orang tidak memiliki cukup ‘ ke-lain-an ‘ dalam hidup mereka?” Banyak yang percaya bahwa masalah masyarakat justru sebaliknya, bahwa orang-orang dengan cepat melabeli orang lain sebagai “yang lain” secara tidak tepat.

Tribalisme ini menyebabkan orang melihat seseorang yang memiliki pandangan yang berlawanan bukan sebagai manusia lain, tetapi sebagai ‘musuh’. Hal ini mengarah pada orang-orang yang memang berbicara satu sama lain, namun tanpa mampu melakukan percakapan yang bermakna.

Menurut Han, apakah itu yang bisa disebut sebagai interaksi yang tulus dengan “yang lain”? Apakah itu benar-benar bertemu dan mempertimbangkan ide-ide yang tidak kita setujui, atau apakah itu hanya cara yang terselubung untuk mengkonfirmasi bias kita sendiri? Apakah kita benar-benar mencoba untuk memahami orang lain dan apa yang mereka rasakan, atau apakah ini hanyalah bentuk lain dari afirmasi diri yang narsistik?

Pernahkah anda mendapati diri anda berada di satu sisi dari sebuah isu sosial, menulis komentar, hanya untuk mendapati seseorang dari sisi lain menampar balik Anda? Pernahkah anda merasa bahwa orang tersebut benar-benar memahami dari mana anda berasal? Apakah mereka terlihat peduli untuk berusaha memahaminya? Mungkin tidak.