Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
Gaya HidupOpiniPolitik

Achievement Society: Sebuah Pengantar Singkat Psikopolitik Byung-Chul Han

255
×

Achievement Society: Sebuah Pengantar Singkat Psikopolitik Byung-Chul Han

Share this article
Achievement Society Sebuah Pengantar Singkat Psikopolitik Byung-Chul Han, foto:(Ilustrasi/wikimedia)

Ini karena, di dunia yang serba cepat saat ini, anda bisa menggeser-geser video, membaca sekilas permukaan dari pengalaman dunia. Jika anda membiarkannya, pemahaman yang dangkal ini dapat meresap ke dalam setiap pengalaman yang anda miliki.

Byung-Chul Han berpendapat bahwa pengetahuan, makna, dan kebenaran yang sejati hanya akan muncul jika anda merenungkan bagaimana momen saat ini terhubung dengan masa lalu dan masa depan. Tidak ada waktu untuk perenungan seperti itu ketika anda terus-menerus bergulir dari satu distraksi ke distraksi lainnya. Dibutuhkan niat untuk memperlambat dan memeriksa bagaimana distraksi-distraksi ini berdampak pada kita.

Bayangkan seseorang yang membaca cepat sebuah buku, menyerap semua informasi tetapi segera melupakannya. Tanpa merefleksikan bagaimana informasi tersebut sesuai dengan konteks yang lebih luas, informasi tersebut hanya akan menjadi data mentah. Demikian pula, jika kita terjebak dalam narsisme yang dangkal, tidak pernah benar-benar mempertimbangkan orang lain, kedangkalan itu akan membatasi kedalaman setiap pengalaman yang kita miliki.

Contemplative Thinking

‘Kedangkalan’ ini menurut Han adalah salah satu akibat dari hidup pada achievement society dan ‘berefleksi’ adalah contoh pertama dari hal yang bisa dilakukan untuk melepaskan diri dari cengkeraman achievement society ini.

Strategi umum, yang berlaku untuk banyak bidang dalam kehidupan, dapat diringkas secara sederhana: kita perlu menemukan cara untuk memperkenalkan kembali hal-hal negatif – atau “keanehan” – ke dalam kehidupan kita.

Pikirkanlah, kita hidup dalam masyarakat di mana orang-orang sering didorong ke dalam jalur yang mengarah pada perasaan burnout, kecemasan, dan depresi. Hal ini terjadi sebagian karena mereka terlalu fokus pada diri mereka sendiri, memperlakukan hidup sebagai proyek pribadi.

Namun jika anda perhatikan, ketika orang-orang dalam masyarakat ini bertambah dewasa, mereka sering kali mulai melakukan hal-hal seperti mengesampingkan ego mereka, lebih banyak mendengarkan, benar-benar mempertimbangkan ide-ide dari luar, dan memperlambat diri untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar mereka.

Menurut Byung-Chul Han, hal ini bukanlah suatu kebetulan. Setiap tindakan ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya “yang lain” untuk menjalani kehidupan yang baik. Dan itu tidak berhenti sampai di situ.

Han berbicara tentang pentingnya menemukan momen di mana kita dapat benar-benar mendengarkan orang lain, apa adanya. Mendengarkan seseorang, tidak hanya dalam hal bagaimana mereka bermanfaat bagi kita, dan tidak dengan membandingkan mereka dengan diri kita sendiri.

Ini adalah tentang memperlambat, benar-benar mendengarkan, mengosongkan diri kita, dan menyingkirkan ego kita sendiri. Seperti yang dikatakan Han, menjadi ruang resonansi bagi orang lain untuk “berbicara dengan bebas.”