Laporan menunjukkan bahwa beberapa anak-anak membawa pisau ke sekolah setelah terpengaruh oleh video yang mereka lihat di platform ini.
Untuk mengatasi masalah ini, pihak berwenang meningkatkan kehadiran polisi di sekolah-sekolah dan memperkenalkan program pelatihan bagi orang tua, guru, dan siswa.
Namun, keputusan ini tidak disetujui oleh pihak oposisi yang menganggapnya sebagai bentuk intoleransi dan pembatasan kebebasan berekspresi.
Mereka telah merencanakan protes pada 15 Maret sebagai bentuk penolakan terhadap penutupan TikTok.
(apnews)