Pertumbuhan ini didorong oleh inflasi yang terkendali, peningkatan aktivitas ekonomi selama Ramadan, kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN), pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), serta aktivitas terkait Pemilu 2024.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) tumbuh dua digit sebesar 19,9 persen (yoy). Kinerja belanja pegawai dalam APBN menjadi salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ini, terutama melalui kenaikan gaji ASN dan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dengan tunjangan kinerja 100% pada triwulan pertama 2024.
Di sisi lain, belanja barang dan belanja sosial yang merupakan bagian dari PKP juga meningkat cukup signifikan, menyumbang 1,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2024.
Sementara itu, pertumbuhan Peningkatan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tercatat sebesar 3,8 persen (yoy). Kinerja investasi sektor swasta juga tumbuh tinggi 22,1 persen (yoy) dengan sebaran investasi antara Jawa dan Luar Jawa yang seimbang.
Selanjutnya, tren perlambatan ekonomi global mempengaruhi pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia.
Meskipun begitu, sektor-sektor unggulan dari sisi produksi tetap tumbuh positif, seperti sektor manufaktur dan perdagangan. Namun, sektor pertanian mencatatkan kontraksi sebesar 3,5 persen (yoy), dipengaruhi oleh faktor musiman.
Peningkatan mobilitas masyarakat juga mendukung pertumbuhan sektor-sektor penunjang pariwisata, seperti sektor transportasi dan akomodasi yang masing-masing tumbuh sebesar 8,7 persen (yoy) dan 9,4 persen (yoy).