Seketika.com, Jakarta – Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental di mana seseorang mengalami kesulitan dalam membuang barang-barang karena merasa perlu untuk menyimpannya. Kesulitan ini menyebabkan penderita mengalami stres dan tekanan batin yang signifikan.
Penderita hoarding disorder seringkali memperoleh barang secara impulsif, tanpa perencanaan yang matang, karena dorongan untuk memiliki objek tersebut. Barang-barang yang dikumpulkan cenderung tidak memiliki tema yang konsisten dan kurang terorganisir.
Menurut American Psychiatric Association, sekitar 2,6 persen populasi dunia mengalami hoarding disorder. Sebagian besar penderita berusia di atas 60 tahun dan sering kali juga didiagnosis dengan gangguan psikis lainnya, seperti kecemasan dan depresi. Gangguan ini umumnya dimulai pada usia muda dan semakin parah seiring bertambahnya usia.
Ada beberapa penderita hoarding disorder yang menyadari kondisi mereka, namun banyak juga yang tidak menyadarinya. Selain kesulitan dalam membuang barang, penderita hoarding disorder sering mengalami masalah lain seperti keraguan, perfeksionisme, kebiasaan menunda-nunda, ketidakaturan, dan mudah terganggu.
Penyebab pasti dari hoarding disorder masih belum diketahui karena gangguan ini relatif baru dalam klasifikasinya. Namun, hoarding disorder lebih umum terjadi pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan masalah serupa. Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres, seperti kematian orang terdekat, juga dapat memperburuk gejala gangguan ini.
