Seketika.com, Bola – Kampanye dukungan terhadap komunitas LGBTQ+ melalui atribut pelangi di Premier League mendapatkan berbagai respons, termasuk penolakan dari sejumlah pemain. Kampanye ini merupakan bagian dari pekan inklusif yang digagas organisasi Rainbow Laces Stonewall, berlangsung pada 29 November hingga 5 Desember 2024.
Salah satu atribut yang diimbau untuk digunakan adalah ban kapten pelangi. Namun, tidak semua pemain setuju untuk mengenakan simbol tersebut, dengan alasan yang beragam, mulai dari keyakinan agama hingga preferensi pribadi.
Kapten Ipswich Town, Sam Morsy, memilih untuk tidak mengenakan ban kapten pelangi saat timnya menghadapi Nottingham Forest. Pemain asal Mesir ini, yang beragama Islam, menggantinya dengan ban kapten biasa.
Ipswich Town menghormati keputusan tersebut, menyatakan bahwa pilihan Morsy didasarkan pada keyakinan agamanya. “Kami mendukung hak pemain untuk mengikuti keyakinan mereka, selama itu dilakukan dengan cara yang hormat,” tulis pernyataan resmi klub.
Respons berbeda datang dari kapten Crystal Palace, Marc Guehi. Bek Inggris ini tetap memakai ban kapten pelangi, tetapi menambahkan tulisan “I Love Jesus” pada atribut tersebut, sebagai ungkapan keyakinan Kristiani.
Tindakan Guehi mendapatkan teguran dari FA karena dianggap melanggar Aturan A4 terkait peralatan yang memuat pesan keagamaan. Meski demikian, Crystal Palace menghormati sikap sang pemain dan tidak memberikan sanksi internal.
Guehi tetap teguh dengan keyakinannya. Saat Crystal Palace berhadapan dengan Ipswich Town pada Rabu (4/12/2024), ia kembali menambahkan tulisan “Jesus Loves You” pada ban kapten pelangi yang dikenakan.
Keteguhan kedua kapten dalam menolak kampanye LGBTQ+ terlihat dalam momen simbolis saat Morsy dan Guehi bersalaman sebelum pertandingan. Morsy memakai ban kapten biasa, sementara Guehi mengenakan ban pelangi dengan pesan “Jesus Loves You”.
