Dalam diskusi mengenai bukunya, Asvi memaparkan tiga hal penting yang menjadi sorotan utama dalam karya-karyanya selama lebih dari empat dekade.
Pertama, historiografi 1965. Sejak runtuhnya rezim Orde Baru, historiografi Indonesia mengalami pergolakan.
Banyak sejarawan, intelektual, dan aktivis yang mengkritisi Sejarah Modern Indonesia, terutama terkait dengan peristiwa 1965, termasuk kejatuhan Bung Karno, penumpasan komunis, dan naiknya Soeharto sebagai penguasa.
Asvi menyumbangkan pemikiran baru dengan konsep pelurusan sejarah, khususnya mengenai peristiwa 1965.
Salah satu karya monumental Asvi adalah orasi ilmiah yang disampaikan pada pengukuhannya sebagai profesor riset LIPI pada 2018, berjudul “Dampak G30S: Setengah Abad Histografi Gerakan 30 September 1965”.
Kedua, Asvi menyoroti bahwa tragedi 1965 juga membawa dampak buruk bagi etnis Tionghoa Indonesia. Selain dicap sebagai komunis, mereka mengalami diskriminasi, pengawasan, pengucilan, dan teror yang berlangsung lama.