Seketika.com, Film – Setelah pensiun dari peran ikoniknya sebagai James Bond, Daniel Craig mulai berbicara lebih terbuka mengenai pengalamannya selama memerankan agen mata-mata Inggris itu. Dalam wawancara terbaru di podcast Hollywood Reporter’s Award Chatter, Craig mengungkapkan bahwa Quantum of Solace (2008), film keduanya sebagai Bond, adalah pengalaman terburuk baginya.
Craig menggambarkan produksi film yang disutradarai Marc Forster ini sebagai “mimpi buruk.” Salah satu penyebab utamanya adalah pemogokan besar-besaran oleh para penulis di Amerika saat itu, yang membuat produksi berjalan tanpa naskah final.
“Paul Haggis tidak membaca naskahnya, lalu ia pergi bergabung dengan barisan demo, dan kami tidak punya penulis, jadi kami tidak punya naskah,” ungkap Craig.
Meskipun menghadapi kendala besar, produksi tetap berjalan. Bahkan, Craig harus ikut menulis sebagian besar naskahnya. “Saya akhirnya menulis banyak bagian film itu. Saya mungkin seharusnya tidak mengatakannya… tetapi kami berada dalam kondisi itu karena itu adalah satu-satunya hal yang boleh kami lakukan,” jelasnya.
Craig juga menjelaskan bahwa berdasarkan aturan WGA (Writers Guild of America), mereka hanya diizinkan bekerja dengan sutradara untuk menulis adegan tertentu. Akibatnya, banyak adegan aksi menakjubkan yang dimasukkan ke dalam film, tetapi alur cerita utama tetap lemah.
“Alur ceritanya tidak ada. Dan itulah pelajaran yang menyedihkan: memulai film tanpa naskah adalah ide yang buruk,” tambahnya.
Meskipun menghadapi berbagai masalah, Quantum of Solace berhasil meraup hampir USD 600 juta (sekitar Rp 9,6 triliun) di box office global. Namun, film ini dianggap sebagai salah satu film James Bond dengan ulasan terburuk sepanjang masa, meski menampilkan aktor-aktor ternama seperti Olga Kurylenko, Mathieu Amalric, Jeffrey Wright, dan Judi Dench.
Walaupun Craig mengakui bahwa ada beberapa elemen hebat dalam film, termasuk adegan aksi yang memukau, ia tetap merasa bahwa film tersebut gagal memenuhi potensi maksimalnya.