Namun, menganggap Hayes hanya sebagai pelawak tentu tidak adil. Pelatih asal London ini juga dikenal sangat kompetitif.
Saat ditanya sebelum final, ia mengaku tidak banyak melakukan pergantian pemain. “Ini bukan panggung untuk eksperimen,” katanya. “Saya khawatir itu bukan waktu yang tepat jika Anda ingin menang. Dan saya ingin menang.”
Ketika AS mengalami 120 menit melelahkan dalam semifinal melawan Jerman, Hayes tidak memberikan pelukan atau kata-kata penghiburan setelah pertandingan.
“Saya tidak ingin mereka merasa lebih baik. Sejujurnya, saya ingin mereka menderita,” kata Hayes. “Saya ingin mereka merasakan momen itu karena saya tidak percaya Anda bisa menang tanpa mengalami penderitaan. Saya ingin melihat siapa mereka saat keadaan sulit.”
Hal ini kembali terlihat dalam pertandingan medali emas, di mana Brasil mendominasi babak pertama. Kata-kata penyemangat dan teguran Hayes di babak pertama, serta ketahanan pemain AS, mengubah jalannya pertandingan menjadi kemenangan untuk Amerika.
“Mentalitas itu, itulah mengapa saya mencintai negara ini,” ujar Hayes dengan penuh semangat setelah pertandingan. “Dan itulah mengapa saya sangat cocok untuk pekerjaan ini. Para pemain itu sangat mengesankan, dan mereka membuat pekerjaan saya jauh lebih mudah karena mereka adalah manusia yang sangat mengesankan.”
