Ia juga menyoroti pendekatan nonblok dalam diplomasi luar negeri Indonesia sebagai aset penting dalam membangun kemitraan teknologi internasional yang inklusif dan berkeadilan.
“Kami berharap kerja sama ini segera diwujudkan melalui langkah konkret seperti pembentukan kelompok kerja teknis dan pernyataan bersama yang memperkuat komitmen digital kedua negara,” tambah Meutya.
Indonesia juga menekankan pentingnya pengembangan teknologi AI yang inklusif, menjunjung prinsip keberagaman, dan terbuka bagi semua negara.
“Teknologi AI harus inklusif, bukan hanya untuk segelintir negara. Ini sejalan dengan posisi Indonesia di forum internasional seperti BRICS,” tegasnya.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara Indonesia dan India pada Januari 2025, mencakup kerja sama dalam kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), serta pengembangan infrastruktur digital.
