Ia mengibaratkan situasi ini seperti ‘urut kacang,’ di mana seharusnya, jika ada perubahan seperti pengunduran diri atau tambahan kuota, jemaah yang antre harusnya diprioritaskan.
“Tapi jangan berangkat estimasi itu (seperti) enggak ada kepastian. Nah itu namanya urut kacang, apa artinya urut kacang? kalau ada orang lain yang meninggal yang mengundurkan diri itu otomatis naik ke atas. Jadi mereka seharusnya dipercepat kok ini makin lambat. Berarti ada polisi lalu lintas yang melarang orang lain maju ke yang lain, itu yang Bapak harus jawab,” jelas Iskan.
Iskan mengusulkan agar jika Siskohat tidak mampu memperbaiki transparansi dan keadilannya, mungkin sudah saatnya sistem ini digantikan.
“Jadi masyarakat merasakan ada ketidakadilan di dalam Siskohat itu. Kalau memang kalian sudah tidak bisa Siskohat itu kita bubarin aja Siskohat. Kita buat sistem (seperti) di luar negeri sistem undi, enggak perlu kita banyak anggaran,,” tambahnya.
(dpr)