InternasionalPeristiwa

Israel Masuk Daftar Hitam PBB Sebagai Negara yang Membahayakan Anak-anak

244
×

Israel Masuk Daftar Hitam PBB Sebagai Negara yang Membahayakan Anak-anak

Share this article
Sekjen PBB Antonio Guterres (dok. REUTERS/Denis Balibouse/File Photo Purchase Licensing Rights)

Seketika.com, Jakarta – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, secara resmi mengumumkan bahwa Pasukan Militer Israel (IDF) dimasukkan ke dalam daftar hitam atau blacklist negara-negara yang membahayakan anak-anak di wilayah konflik. Bersamaan dengan IDF, Jihad Islam Palestina dan kelompok Hamas juga masuk dalam daftar tersebut, dikarenakan pelanggaran penggunaan bom di daerah berpenduduk.

Keputusan ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk dari Gilad Erdan, Duta Besar Israel untuk PBB. Erdan menegaskan bahwa IDF adalah tentara paling bermoral di dunia dan mengungkapkan kemarahannya atas keputusan PBB tersebut. Pernyataan Erdan yang marah disiarkan oleh penyiar publik Israel, KAN.

Langkah untuk memasukkan Israel dalam daftar hitam telah diupayakan untuk dibatalkan oleh platform Ynet dari Yedioth Ahronoth, namun gagal. Televisi Israel Channel 13 melaporkan bahwa upaya untuk membujuk Guterres agar tidak memblacklist Israel tidak berhasil.

Dalam pernyataannya, Erdan menuduh Sekretaris Jenderal PBB memberikan penghargaan kepada teroris dan memberikan insentif kepada mereka untuk menggunakan anak-anak dalam aksi teror. “Satu-satunya orang yang masuk daftar hitam saat ini adalah Sekretaris Jenderal, yang keputusannya sejak perang dimulai, dan bahkan sebelumnya, memberikan penghargaan kepada teroris dan memberikan insentif kepada mereka untuk menggunakan anak-anak untuk aksi teror… Sungguh memalukan!” ungkap Erdan.

Erdan juga menyarankan agar pemerintah Israel menolak visa milik pejabat PBB serta seluruh badan-badan PBB yang terlibat, serta melarang PBB bekerja di Tepi Barat.

Keputusan PBB ini menempatkan Israel dalam “List of Shame” atau Daftar Memalukan, yang menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan embargo senjata terhadap Israel. Namun, langkah ini tidak menyurutkan tindakan Israel yang tetap melakukan aksi penyerangan terhadap Palestina. Tercatat 36.654 warga Palestina, termasuk 15.500 anak-anak dan 10.300 wanita, telah tewas dan 83.309 lainnya cedera.