“Pada tahun 2021, Greenpeace melaporkan 3 juta hektare hutan hilang akibat perkebunan sawit. Kebijakan ini berpotensi memperburuk kerusakan lingkungan jika tidak diawasi secara ketat,” ungkap Jalal Abdul Nasir.
Untuk itu, ia menekankan pentingnya penerapan sertifikasi berkelanjutan bagi produsen sawit guna memastikan keberlanjutan lingkungan dan sosial.
Dalam aspek ekonomi, Jalal juga meminta agar pemerintah menjamin harga sawit yang adil bagi petani kecil.
“Banyak petani sawit belum menikmati harga yang layak. Pemerintah harus menciptakan mekanisme distribusi yang memastikan keuntungan juga dirasakan oleh petani kecil,” ujar Jalal Abdul Nasir.
Sebagai solusi, Jalal mengusulkan pengembangan infrastruktur distribusi berbasis digital dengan memanfaatkan teknologi IoT (Internet of Things).
“Dengan teknologi IoT, distribusi biodiesel B40 dapat dipantau secara real-time, mencegah penyelewengan, dan mempercepat penyaluran ke daerah-daerah terpencil,” sarannya.