Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
BisnisPeristiwa

Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium di KEK Kendal

132
×

Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium di KEK Kendal

Share this article
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium PT Indonesia BTR New Energy Material yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu, 7 Agustus 2024., Foto: BPMI Setpres/ Muhclis Jr

Seketika.com, Kendal – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu, 7 Agustus 2024. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengapresiasi peresmian pabrik ini sebagai langkah penting dalam mewujudkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Presiden Jokowi menyatakan, “Saya sangat mengapresiasi pembangunan pabrik ini sehingga rencana besar untuk membangun ekosistem mobil listrik yang terintegrasi dan kuat betul-betul satu per satu akan terealisasi.”

Presiden juga menyampaikan bahwa rencana pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang telah diputuskan beberapa tahun lalu kini mulai menunjukkan hasil. Meskipun terdapat tantangan awal seperti larangan ekspor nikel yang memicu pro dan kontra serta gugatan dari Uni Eropa, keputusan tersebut telah membuahkan hasil signifikan.

“Sekarang sudah 34 billion USD nilai dari ekspor nikel kita. Dari yang sebelumnya Rp33 triliun melompat menjadi kira-kira Rp510 triliun, lompatan yang sangat besar meskipun awal-awal banyak yang tidak setuju,” ujar Presiden.

Presiden Jokowi menyoroti perkembangan industri smelter nikel dan bauksit di beberapa daerah di Tanah Air, mulai dari smelter nikel dan turunannya di Morowali dan Weda Bay, smelter dari PT Freeport dan PT Amman di Sumbawa dan Gresik, hingga smelter bauksit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

“Sehingga kalau semuanya jadi, ekosistemnya akan terbangun dan kita akan bisa masuk ke global supply chain yang memberikan nilai tambah besar, baik dalam hal rekrutmen tenaga kerja maupun pertumbuhan ekonomi kita,” ungkap Presiden.

Presiden Jokowi juga memuji kecepatan pembangunan pabrik tersebut yang hanya memakan waktu 10 bulan sejak penandatanganan di Beijing. Pabrik ini diharapkan mampu memproduksi 80 ribu ton material anoda per tahun pada tahap berikutnya, yang setara dengan 1,5 juta mobil listrik.