Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
InternasionalOlahraga

Kelompok HAM Kritik Komite Olimpiade Internasional atas Larangan Hijab di Prancis

161
×

Kelompok HAM Kritik Komite Olimpiade Internasional atas Larangan Hijab di Prancis

Share this article
ilustrasi

Seketika.com, Jakarta – Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) mengkritik keras Komite Olimpiade Internasional (IOC) setelah Komite Olimpiade Prancis gagal mendesak otoritas olahraga Prancis untuk mencabut larangan hijab bagi atlet. Kritikan ini disampaikan menyusul pengumuman Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera, yang melarang anggota delegasi Prancis mengenakan hijab selama Olimpiade berlangsung.

Melansir dari Middle East Eye, Oudea-Castera menyatakan pada bulan September tahun lalu bahwa tidak ada anggota delegasi Prancis yang diizinkan menggunakan hijab selama Olimpiade. “Perwakilan dari delegasi kami di tim Prancis tidak akan mengenakan jilbab,” kata Oudea-Castera.

Amnesty International menyebut larangan tersebut sebagai bentuk ‘kemunafikan diskriminatif’ dari otoritas Prancis dan mengecam ‘kelemahan pengecut’ dari Komite Olimpiade Internasional karena tidak menentang kebijakan ini. Dalam laporan baru berjudul “We can’t breathe anymore. Even sports, we can’t do them anymore,” kelompok HAM ini meneliti dampak negatif larangan hijab terhadap wanita dan gadis Muslim di semua level olahraga di Prancis. Laporan tersebut menemukan bahwa larangan hijab melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

Beberapa hari setelah pengumuman Oudea-Castera, Komite Olimpiade Internasional menjelaskan bahwa pembatasan tersebut tidak akan berlaku bagi atlet yang mewakili negara lain pada acara tersebut. Larangan tersebut bertentangan dengan peraturan IOC, yang menganggap jilbab yang dikenakan oleh banyak wanita Muslim sebagai pakaian budaya dan non-kultural.

Kelompok HAM menegaskan bahwa kebijakan ini tidak hanya membatasi kebebasan beragama tetapi juga menghambat partisipasi wanita Muslim dalam olahraga. Mereka menuntut IOC untuk mengambil tindakan tegas guna melindungi hak-hak atlet Muslim dan memastikan bahwa olahraga tetap inklusif dan bebas dari diskriminasi.