Ekspor Indonesia ke Hong Kong tercatat USD 2,65 miliar, sementara impor dari Hong Kong mencapai USD 2,53 miliar, menghasilkan surplus sebesar USD 124,30 juta.
“AHKFTA tidak hanya menjembatani perbedaan ekonomi antara ASEAN dan Hong Kong, tetapi juga meningkatkan kapasitas domestik, efisiensi, dan daya saing. Perjanjian ini memberikan fleksibilitas lebih dalam perdagangan jasa, termasuk untuk pebisnis dan tenaga kerja spesialis,” jelas Direktur Perundingan ASEAN Kemendag, Dina Kurniasari.
Dina menambahkan, AHKFTA juga mendorong peningkatan kapasitas negara-negara ASEAN untuk memenuhi persyaratan masuk pasar Hong Kong melalui program kerja sama ekonomi dan teknik (ECOTECH) di sepuluh sektor prioritas.
(kemendag)
