“Opor ayam juga menjadi simbol kebersamaan dan persaudaraan, karena hidangan ini sering kali disantap bersama-sama dalam sebuah perayaan”
Seketika.com, Jakarta – Lebaran, atau Idul Fitri, adalah momen paling dinanti-nanti bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain menjadi waktu untuk bersyukur atas segala berkah yang diberikan, Lebaran juga menjadi momentum untuk berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terkasih. Di tengah gemerlapnya perayaan ini, ada dua hal yang selalu menjadi ikonik: ketupat dan opor ayam.
Ketupat, makanan yang terbuat dari ketan yang dikemas dalam anyaman daun kelapa, bukan hanya sekadar hidangan lezat, tetapi juga memiliki makna mendalam.
Bentuknya yang bulat melambangkan kesempurnaan, keharmonisan, serta kebulatan dalam beribadah dan berkehidupan sehari-hari. Ketupat juga melambangkan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah.
Lebaran tanpa ketupat rasanya seperti kehilangan sesuatu yang penting. Setiap keluarga biasanya akan membuat ketupat sendiri sebagai bagian dari tradisi yang telah turun-temurun.
Proses membuat Ketupat, dari memasak beras hingga menganyamnya dalam anyaman daun kelapa, menjadi momen kebersamaan yang membentuk ikatan yang kuat di antara anggota keluarga.
Tidak lengkap rasanya jika Lebaran tanpa opor ayam. Opor ayam adalah hidangan khas Indonesia yang terbuat dari potongan ayam yang dimasak dalam bumbu santan yang kaya rempah.