Guillaume Ndjike Kaiko, juru bicara militer Kongo, menyebutkan bahwa pasukan keamanan Kongo berhasil memukul mundur pemberontak melalui operasi militer gabungan yang dipimpin oleh komandan kedua provinsi.
Meskipun demikian, kemenangan ini tidak mengurangi kekhawatiran penduduk desa yang telah mengungsi. Mereka merasa was-was tentang keselamatan mereka setelah kembali ke rumah mereka, mengingat ketidakpastian yang masih melanda wilayah tersebut.
Bentrokan yang terjadi antara pasukan Kongo dan pemberontak telah membuat puluhan desa sulit dijangkau dan tidak dapat diakses oleh bantuan kemanusiaan.
Kelompok pemberontak M23, yang diduga didukung oleh Rwanda, merupakan kekuatan dominan di wilayah ini, meskipun Rwanda membantah tuduhan tersebut.
Akibat intensnya pertempuran, kamp-kamp pengungsian dan fasilitas bantuan di Masisi semakin kewalahan, dengan lembaga kemanusiaan seperti Doctors Without Borders (MSF) menyatakan kesulitan dalam merespons situasi yang semakin memburuk.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, masyarakat dan lembaga kemanusiaan di Kivu Utara dan Kivu Selatan Kongo tetap berjuang untuk bertahan hidup di tengah kekerasan yang tak kunjung usai.
(apnews)