Seketika.com, Dunia – Kremlin menyatakan pada Kamis (9/1/2025) bahwa mereka mengamati dengan saksama pernyataan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, terkait kemungkinan mencaplok Greenland, wilayah otonom Denmark yang strategis di Arktik.
Trump sebelumnya menyebut bahwa akuisisi Greenland penting demi keamanan ekonomi dan nasional AS. Ia bahkan tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk merebut pulau itu, serta menyebut ide untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 dan mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.
Pernyataan Trump memicu respons beragam. Kremlin melalui juru bicaranya, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Rusia mengikuti perkembangan isu ini dengan “minat besar.” Namun, Peskov menegaskan bahwa situasi tersebut saat ini masih dalam tahap retorika, tanpa langkah konkret dari Washington.
Denmark dan Greenland dengan tegas menolak gagasan Trump. Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menyebut ide mencaplok Greenland sebagai hal yang “absurd,” sementara Perdana Menteri Greenland, Mute Egede, menegaskan bahwa “Greenland tidak untuk dijual dan tidak akan dijual.”
Sejalan dengan komentar Trump, Denmark meningkatkan pengeluaran pertahanan di Greenland untuk memperkuat kehadiran mereka di Arktik. Selain itu, Raja Frederik X memperbarui lambang kerajaan Denmark untuk memberikan simbolisme yang lebih besar kepada Greenland dan Kepulauan Faroe, menegaskan bahwa keduanya adalah bagian integral dari Kerajaan Denmark.
Pernyataan Trump juga menuai kecaman dari para pemimpin Eropa. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, menegaskan bahwa Uni Eropa tidak akan mentolerir serangan terhadap perbatasan kedaulatan negara-negara anggotanya.
Sementara itu, beberapa tokoh pro-Kremlin di Rusia justru mendukung klaim Trump terhadap Greenland. Mereka menilai langkah AS tersebut dapat melegitimasi ambisi Rusia untuk memperluas pengaruhnya di wilayah bekas Uni Soviet, seperti negara-negara Baltik, dan memperkuat kehadiran Rusia di Arktik.
Greenland merupakan wilayah otonom yang memiliki hubungan erat dengan AS. Selama Perang Dunia II, AS membangun instalasi militernya di Greenland setelah menandatangani perjanjian pertahanan dengan Denmark pada 1941. Hingga saat ini, pangkalan militer AS masih beroperasi di pulau tersebut.
Dalam beberapa dekade terakhir, Arktik menjadi kawasan yang semakin strategis bagi kepentingan politik, ekonomi, dan militer. Baik AS maupun Rusia berlomba memperluas pengaruhnya di wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan jalur pelayaran potensial akibat mencairnya es.