BisnisPolitik

Krisis PHK Tekstil Indonesia

155
×

Krisis PHK Tekstil Indonesia

Share this article
Krisis PHK Tekstil Indonesia, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati. Foto : Dok/dpr

Seketika.com, Jakarta – Industri tekstil di Indonesia semakin terpuruk dengan gelombang PHK yang semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), sejak Januari hingga Mei 2024, sebanyak 20 hingga 30 pabrik telah gulung tikar, mengakibatkan 10.800 karyawan kehilangan pekerjaan.

Kementerian Perindustrian juga melaporkan bahwa enam pabrik besar telah tutup hingga Juni 2024. Pabrik-pabrik tersebut antara lain PT Dupantex, PT Kusumahadi Santosa, PT Kusuma Putra Santosa, PT Pamor Spinning Mills, PT Sai Aparel di Jawa Tengah, serta PT Alenatex di Jawa Barat.

Total 11.000 buruh terkena PHK akibat penutupan pabrik-pabrik tersebut.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati, menyoroti angka PHK di industri tekstil yang semakin mengkhawatirkan.

“Jika tidak ada solusi dari pemangku kebijakan, angka pengangguran akibat lesunya industri tekstil akan membebani pemerintah,” kata Kurniasih dalam keterangannya yang diterima Parlementaria pada Selasa (23/7/2024).

“Pekerja dari industri tekstil yang terkena PHK tidak akan mudah menemukan tempat kerja baru jika kondisi industri tekstil secara nasional masih lesu. Kami di Komisi IX sangat concern dari sisi pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Bertambahnya angka pengangguran akan membebani pemerintah,” tambahnya.

Politisi Fraksi PKS ini juga mengungkapkan bahwa salah satu penyebab lesunya industri tekstil nasional adalah membanjirnya produk tekstil impor dengan harga yang jauh lebih murah.