Untuk mengakomodasi penumpang yang tidak mendapatkan tiket program Motis, DJKA bekerja sama dengan PT KAI menawarkan alternatif tiket bersubsidi dengan tarif yang lebih terjangkau.
Tiket yang sebelumnya dikenakan tarif Rp10.000 menjadi Rp37.000, dan yang semula Rp20.000 menjadi Rp59.000.
Tiket ini dapat dibeli hingga 12 jam sebelum jadwal keberangkatan pertama, memberikan kesempatan bagi masyarakat yang kehabisan tiket untuk memanfaatkan program ini.
DJKA juga memiliki Posko Terpadu yang akan memonitor pergerakan masyarakat pengguna kereta api selama masa Angkutan Nataru 2024/2025, yang berlangsung sejak 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025.
Posko ini mencakup Posko Ditjen Perkeretaapian dan dilengkapi dengan 7 Balai Teknik Perkeretaapian (BTP), 2 Balai Pengelola Kereta Api, serta CCTV di 45 stasiun strategis nasional, 19 stasiun di DKI Jakarta, dan 6 lokasi pintu perlintasan di Pulau Jawa.
Diperkirakan sekitar 3,44 juta penumpang akan menggunakan moda kereta api antarkota selama masa Angkutan Nataru ini. DJKA telah melakukan rampcheck pada sarana dan prasarana kereta api untuk memastikan kelancaran dan keamanan perjalanan.
“Kami akan terus berupaya menyelenggarakan Angkutan Nataru 2024/2025 yang aman dan lancar bagi masyarakat pengguna transportasi kereta api. Dukungan dari seluruh pemangku kepentingan perkeretaapian dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini,” tutup Arif.
(Kemenhub/infopublik)