Gaya HidupOpini

Love Language: Mitos Populer atau Fakta Ilmiah?

561
×

Love Language: Mitos Populer atau Fakta Ilmiah?

Share this article
Ilustrasi (renemagritte.org)

3. Kebanyakan masalah dalam hubungan berakar dari pasangan-pasangan yang “mengucapkan” love language yang berbeda satu sama lain. Layaknya perbedaan bahasa Indonesia dengan Mandarin, Chapman menyatakan bahwa suatu pasangan tidak akan bisa memahami atau merasakan dicintai ketika mereka ‘berbicara’ menggunakan love language yang ‘asing’ bagi satu sama lain.

Singkatnya menurut Chapman, kunci dari hubungan yang bahagia dan sukses adalah bagi suatu pasangan untuk menemukan, belajar, dan berbicara love language utama mereka satu sama lain. Namun, seberapa baik teori ini mampu bertahan di bawah pengujian ilmiah?

Berbagai penelitian telah melakukan bermacam usaha dalam menyelami pertanyaan ini, menguji apakah kerangka pemikiran love language yang telah diterima di masyarakat secara luas ini benar-benar dapat dibuktikan melalui lensa sains.

Para peneliti menganalisis data-data dari ribuan pasangan dari berbagai penelitian, melihat akan seberapa baik model love language dalam memprediksi kepuasan dan stabilitas dalam hubungan suatu pasangan.

Hasil temuan mereka memaparkan bahwa meskipun terdapat beberapa hal yang benar dari konsep love language ini, ia tidak sesederhana yang ditunjukkan oleh buku-buku populer yang membahasnya.

Tidak Hanya Satu

Berlawanan dengan pandangan bahwa setiap orang hanya memiliki satu love language utama, berbagai studi menunjukkan bahwa orang-orang sebenarnya cenderung menilai kelima love language sama-sama bermaknanya bagi mereka.