Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
Gaya HidupOpini

Love Language: Mitos Populer atau Fakta Ilmiah?

202
×

Love Language: Mitos Populer atau Fakta Ilmiah?

Share this article
Ilustrasi (renemagritte.org)

Layaknya ketika seseorang mungkin lebih membutuhkan nutrisi tertentu daripada nutrisi yang lain (contohnya seperti pelari marathon yang lebih membutuhkan karbohidrat dibanding nutrisi lain), seseorang mungkin akan mendapatkan manfaat lebih dengan pengekspresian rasa cinta tertentu dibanding yang lain tergantung pada situasi yang ia alami saat itu, seperti ekspresi kontak fisik ataupun apresiasi sewaktu dalam kondisi stress tinggi.

Sama seperti seseorang yang mungkin kondisi kekurangan nutrisi tertentu (orang dengan anemia yang membutuhkan suplemen zat besi), seseorang yang semasa kecil di lingkungannya jarang diberikan afeksi dalam bentuk apresiasi atas apa yang ia lakukan, akan mendapatkan manfaat lebih apabila dalam hubungannya pasangannya sering mengekspresikan rasa cintanya melalui kata-kata afirmasi.

Contoh lainnya apabila suatu pasangan dalam kondisi long-distance relationship, mereka akan mendapatkan manfaat lebih apabila suatu saat mereka mendapatkan kesempatan bertemu dan dapat menghabiskan waktu bersama secara langsung.

Alih-alih hanya ada satu hal penting yang perlu dilakukan oleh seseorang untuk membuat pasangannya merasa dicintai, kita harus menganggap hubungan layaknya gizi yang harus dikelola dengan seimbang.

Jika seseorang merasakan ada suatu hal yang kurang dalam hubungannya, ia harus bisa mengkomunikasikan dan mendiskusikan ketidakseimbangan tersebut dengan pasangannya.