Seketika.com, Jakarta – Ungkapan “buah jatuh tak jauh dari pohonnya” tampaknya sangat tepat untuk menggambarkan kisah mantan bek Timnas Indonesia, Maman Abdurrahman, dan putranya, Rafa Abdurrahman. Maman, yang kini berusia 42 tahun, berhasil menjadikan Rafa mengikuti jejaknya di dunia sepak bola dan bahkan bermain bersama di klub yang sama, Persija Jakarta.
Kisah ini menjadi sorotan ketika Maman dan Rafa tampil bersama dalam pertandingan antara Persija Jakarta dan PSIS Semarang di lanjutan BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Dalam pertandingan tersebut, Maman masuk pada menit ke-68 sementara Rafa masuk menjelang akhir pertandingan. Meskipun hanya bermain sebentar, momen tersebut mendapat sorotan dan aplaus dari para penonton. Jarang sekali melihat ayah dan anak bermain bersama dalam satu tim yang sama.
Maman, yang sudah bersama Persija sejak 2015, memiliki rekam jejak yang gemilang. Ia ikut mengantarkan Persija menjadi juara Liga Indonesia pada 2018 dan meraih gelar Piala Presiden di tahun yang sama. Sementara itu, Rafa yang lahir pada 20 Agustus 2007, bergabung dengan Persija sejak Januari 2022. Mengenakan nomor punggung 57, Rafa, seperti ayahnya, juga berperan sebagai pemain bertahan.
“Perasaan saya senang banget, istimewa, luar biasa. Dia dipanggil ikut latihan saja rasanya sudah luar biasa. Saya sempat merinding karena latihan di tim profesional bersama anak sendiri dan Alhamdulillah akhirnya bisa main bareng. Lawan PSIS pula, di mana saya pernah menjadi pemain terbaik di sana,” kata Maman, dalam kanal YouTube Bicara Bola besutan Akmal Marhali.
Sebelum bergabung dengan Persija, Maman pernah lama membela PSIS Semarang dari 2005 hingga 2008. Ia mengucapkan terima kasih kepada tim pelatih Persija, terutama kepada Thomas Doll sebagai pelatih kepala, yang telah memberikan kesempatan untuk bermain bersama Rafa.
“Ini tak bisa dilepaskan dari kesempatan yang diberikan manajemen Persija dan Thomas Doll bersama timnya. Saya banyak terima kasih kepada Persija, juga kepada Thomas Doll,” ujar Maman.
Sebagai seorang ayah, Maman tidak pernah memaksa Rafa atau anak-anaknya yang lain untuk menjadi pesepak bola. Ia membebaskan mereka untuk memilih jalan hidup mereka sendiri. “Yang pasti punya keinginan untuk mereka mengikuti jejak kita. Tapi saya tak pernah menekankan kamu harus jadi pemain sepak bola, jadi ini. Saya membebaskan saja. Biar mereka menikmati masa kecilnya, mau main apa, hobinya apa. Itu beruntungnya saya. Ketika saya membebaskan mereka, ternyata mereka secara hobi suka sepak bola,” jelas Maman.