Seketika.com, Internasional – Namibia, negara di Afrika Selatan yang terkenal dengan stabilitas demokrasinya, baru saja membuat sejarah dengan pemilihan Presiden Netumbo Nandi-Ndaitwah sebagai pemimpin perempuan pertama. Nandi-Ndaitwah, yang juga Wakil Presiden sebelumnya, meraih kemenangan dalam pemilu yang berlangsung minggu lalu, meski ditandai dengan gangguan teknis yang memicu ketegangan. Kemenangan ini menandai tonggak penting bagi negara yang merdeka pada 1990 dari rezim apartheid Afrika Selatan.
Nandi-Ndaitwah, yang berusia 72 tahun, memenangkan pemilu dengan perolehan suara 57%, mengalahkan pesaing utama, Panduleni Itula dari partai oposisi, yang meraih 25% suara.
Meskipun kemenangan ini membuktikan kepopulerannya, pemilu tersebut diwarnai dengan masalah teknis yang serius. Pemungutan suara semula direncanakan berlangsung satu hari pada hari Rabu, namun akibat kekurangan surat suara dan masalah lainnya, pemungutan suara diperpanjang hingga Sabtu.
Hal ini menimbulkan kritik keras dari partai oposisi yang menyebut perpanjangan waktu tersebut sebagai langkah ilegal dan tidak konstitusional.
Komisi Pemilihan Umum Namibia (CNE) menanggapi protes tersebut dengan menolak untuk mengulang pemilu.
Beberapa partai oposisi bahkan mengancam untuk mengajukan banding secara hukum terhadap hasil pemilu tersebut, dengan alasan ribuan pemilih mungkin tidak bisa memberikan suara karena keterbatasan tempat pemungutan suara.