Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menambahkan bahwa AI dan coding adalah alat untuk membantu siswa menguasai kompetensi abad ke-21, seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, kreativitas, dan kolaborasi.
“AI dan coding bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mendukung siswa dalam menghadapi dunia yang terus berubah,” ungkap Tatang.
Sebagai langkah konkret, pemerintah mencanangkan program untuk memasukkan AI dan coding sebagai bagian dari kurikulum pendidikan di semua jenjang, termasuk SMK.
Untuk mendukung implementasi ini, penyelarasan kurikulum menjadi prioritas utama.
Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) ini dihadiri oleh 50 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi, praktisi dan tenaga ahli di bidang AI dan coding, serta akademisi dengan fokus pada pendidikan digital.
Peserta diharapkan dapat merumuskan strategi dan langkah konkret untuk mengintegrasikan AI dan coding ke dalam pembelajaran SMK secara efektif.