“Kita telah melakukan imunisasi, bukan lagi ribuan atau puluhan ribu, tapi jutaan, tingkat pelaporan efeknya masih rendah dibanding negara lain. Artinya, imunisasi itu aman,”
Seketika.com, Jakarta – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Profesor Hartono Gunardi, menyoroti pentingnya pelaksanaan imunisasi kejar sebagai pelengkap bagi imunisasi tertunda pada anak-anak.
Pelaksanaan imunisasi kejar dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu memberikan imunisasi tanpa mengulang dari awal atau menerapkan program suntikan ganda yang telah terbukti aman dan efektif.
“Tidak ada imunisasi yang hangus, jadi yang belum dapat tinggal dilanjutkan saja,” ujar Profesor Hartono melalui pernyataan resminya pada hari Selasa, tanggal 19 Maret 2024.
Ketua Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), Profesor Hindra Irawan Satari, menegaskan bahwa Indonesia telah mengakumulasi pengalaman yang luas dalam menjalankan program imunisasi pada anak-anak, yaitu dengan memberikan 450 juta suntikan imunisasi kepada lima juta anak yang lahir setiap tahunnya.
“Kita telah melakukan imunisasi, bukan lagi ribuan atau puluhan ribu, tapi jutaan, tingkat pelaporan efeknya masih rendah dibanding negara lain. Artinya, imunisasi itu aman,” ujar Profesor Hindra.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa keamanan ini berlaku tidak hanya pada suntikan tunggal tetapi juga pada suntikan ganda.
Berbagai penelitian juga telah menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan yang signifikan dalam angka kejadian KIPI atau reaksi samping pasca-imunisasi.
“KIPI memang ada, ada yang serius ada juga yang ringan tapi jumlahnya sangat rendah,” tambah Profesor Hindra.
(infopublik)
