Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi yang sistematis.
Hal ini mencakup observasi, pemantauan, dan pengumpulan data yang akurat, yang akan menjadi dasar bagi para pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan terkait air dan mengambil tindakan mitigasi sebelum bencana terjadi.
Dwikorita mendorong kolaborasi multi-helix sebagai solusi utama untuk membangun ketangguhan masyarakat terhadap bencana.
Kolaborasi ini melibatkan berbagai sektor dan lintas batas, dan akan menjadi fokus utama dalam WWF ke-10 di Bali. Tema besar dari forum ini adalah “Water for Shared Prosperity”.
Dia juga menekankan pentingnya keterlibatan pimpinan negara, parlemen, menteri, pemimpin daerah, dan otoritas pengelola air di cekungan-cekungan untuk mengatasi masalah air berdasarkan data dan kasus lapangan.
Diharapkan kekuatan politik ini dapat memobilisasi kerja kolektif untuk menyelesaikan masalah air global.
Sebagai langkah lanjutan, Dwikorita mengusulkan adanya deklarasi dari para menteri untuk mewujudkan kesejahteraan air secara bersama-sama, serta pendirian pusat keunggulan dalam ketahanan air dan iklim.
Dengan demikian, WWF ke-10 diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam mengatasi krisis air global dan membangun ketahanan masyarakat terhadap tantangan iklim di masa depan.
(bmkg)