OpiniPolitik

Politik Gentong Babi dan Dinasti: Mengurai Dinamika Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia Menjelang 2024

366
×

Politik Gentong Babi dan Dinasti: Mengurai Dinamika Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia Menjelang 2024

Share this article
Politik Gentong Babi dan Dinasti Mengurai Dinamika Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia Menjelang 2024, foto: (Ilustrasi/DallE)

Politik Gentong Babi di Indonesia: Kasus Terkini

Politik gentong babi di Indonesia merujuk pada praktik di mana politisi menggunakan anggaran negara untuk membiayai proyek atau memberikan bantuan ke daerah-daerah tertentu demi mendapatkan dukungan politik.

Di Indonesia, praktik ini sering terjadi menjelang pemilu, baik di tingkat nasional maupun daerah. Presiden Jokowi, misalnya, telah menerapkan sejumlah kebijakan, seperti pembangunan infrastruktur besar-besaran di berbagai daerah, yang sering dianggap sebagai upaya untuk mempertahankan dukungan politik di daerah-daerah strategis.

Seperti di AS, pemerintah pusat di Indonesia kemungkinan akan lebih fokus mengalokasikan dana dan proyek pembangunan ke daerah-daerah yang strategis secara politik, terutama yang memiliki basis pemilih besar atau swing voters.

Ini bertujuan untuk memperkuat atau memperluas dukungan bagi calon-calon kepala daerah yang sejalan dengan pemerintah pusat.

Daerah-daerah yang dikenal sebagai basis oposisi mungkin akan menjadi target dari politik gentong babi ini. Pemerintah bisa meningkatkan alokasi dana desa, bantuan sosial, atau proyek infrastruktur untuk menarik pemilih yang belum memutuskan atau bahkan pemilih oposisi.

Strategi ini mirip dengan yang diterapkan di AS, di mana presiden menargetkan daerah oposisi selama kampanye.