Seketika.com, Internasional – Pada 2024, situasi politik di Korea Selatan mengalami ketegangan yang luar biasa setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengeluarkan deklarasi darurat militer secara mendadak. Keputusan ini memicu gerakan pemakzulan dari partai-partai oposisi, yang mengecam langkah Yoon sebagai tindakan otoriter yang mengingatkan pada masa-masa kediktatoran. Berikut adalah fakta-fakta yang perlu diketahui tentang situasi ini.
Pada Selasa malam, Yoon mengumumkan darurat militer tanpa peringatan. Ia mengklaim bahwa ada kelompok “anti-negara” yang merencanakan pemberontakan, dengan tuduhan bahwa partai oposisi utama mendukung Korea Utara, musuh negara tersebut.
Meskipun demikian, Yoon tidak memberikan bukti yang jelas mengenai ancaman tersebut. Deklarasi darurat militer ini melibatkan pengerahan pasukan bersenjata lengkap ke jalan-jalan Seoul, dengan helikopter dan kendaraan lapis baja mengepung gedung parlemen.
Situasi yang menegangkan ini mendorong anggota parlemen untuk melawan langkah tersebut.
Tak lama setelah deklarasi darurat militer, parlemen Korea Selatan, yang didominasi oleh Partai Demokrat oposisi, dengan suara bulat membatalkan keputusan Yoon.
Dalam rapat Kabinet yang tergesa-gesa, Yoon akhirnya mencabut deklarasi darurat tersebut setelah mendapat tekanan hebat.
