“Kemampuannya untuk menyerap energi saat terjadi tabrakan, fleksibilitasnya yang meminimalkan kerusakan pada kendaraan, dan ketahanannya terhadap korosi dan cuaca eksternal.”
Seketika.com, Jakarta – Wire rope, atau yang sering disebut sebagai kawat sling di Indonesia, adalah sebuah komponen vital yang terbuat dari baja. Biasanya terdiri dari serangkaian kawat yang dipilin bersama membentuk strand, kemudian strand tersebut dipilin kembali mengelilingi inti atau core, membentuk sebuah wire rope.
Material ini memiliki banyak aplikasi di berbagai industri, termasuk perkapalan, pelabuhan, oil & gas, serta konstruksi, terutama dalam proses pengangkatan (lifting & hoisting).
Selain itu, steel Wire rope juga diterapkan dalam industri lain seperti logging untuk menarik kayu, fishing untuk menarik jala, serta dalam pembangunan struktur seperti gondola, elevator, tower, dan transportasi. Salah satu penggunaan yang semakin berkembang adalah sebagai pembatas jalan, terutama di jalan tol.
Meskipun penggunaan Wire rope sebagai pagar pembatas di jalan tol masih terbatas, PT Marga Mandalasakti menjadi pelopor dalam menerapkannya dengan volume yang cukup besar sejak tahun 2009.
Di Jalan Tol Tangerang-Merak, panjang pagar pembatas yang sudah terpasang mencapai 54,192 km. Jalur A (arah Merak) memiliki panjang 39,735 KM, sementara untuk jalur sebaliknya (arah Jakarta) sepanjang 14,457 KM.
Penggunaan Wire rope sebagai pembatas jalan tol menawarkan beberapa keunggulan, termasuk kemampuannya untuk menyerap energi saat terjadi tabrakan, fleksibilitasnya yang meminimalkan kerusakan pada kendaraan, dan ketahanannya terhadap korosi dan cuaca eksternal.
Dengan perawatan dan inspeksi yang tepat, Wire rope dapat menjadi solusi yang efektif dan efisien dalam meningkatkan keselamatan di jalan tol serta memperpanjang umur infrastruktur tersebut.
(margamandala)