Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
BisnisInternasional

Ribuan Pekerja Starbucks Lakukan Aksi Mogok di Berbagai Kota Amerika Serikat

38
×

Ribuan Pekerja Starbucks Lakukan Aksi Mogok di Berbagai Kota Amerika Serikat

Share this article
Foto: Business Insider

Seketika.com, Internasional – Ribuan pekerja Starbucks yang tergabung dalam serikat pekerja Workers United melakukan aksi mogok kerja di sejumlah kota besar Amerika Serikat. Kota-kota seperti New York, New Jersey, Philadelphia, dan St. Louis menjadi lokasi utama aksi tersebut. Aksi ini dimulai pada Jumat dan telah menyebabkan penutupan sementara beberapa gerai Starbucks di kota besar seperti Los Angeles, Chicago, dan Seattle.

Mengutip laporan Reuters pada Minggu (22/12/2024), serikat pekerja yang mewakili lebih dari 10.000 barista ini menyatakan aksi mogok akan berlangsung selama lima hari. Namun, lokasi spesifik di New Jersey belum diumumkan.

Aksi mogok ini dipicu oleh kebuntuan dalam pembicaraan antara Starbucks dan serikat pekerja terkait isu-isu seperti upah, jumlah staf, dan jadwal kerja. Musim liburan yang sibuk menambah tekanan pada situasi ini, dengan serikat pekerja memperingatkan bahwa aksi mogok dapat meluas ke “ratusan toko” pada Selasa malam, tepat sebelum Natal.

Workers United menyebutkan bahwa aksi mogok telah menyebar ke 10 kota, termasuk Columbus, Denver, dan Pittsburgh. Langkah ini diambil untuk meningkatkan tekanan pada perusahaan selama periode penjualan Natal yang biasanya menjadi salah satu momen tersibuk dalam setahun.

Hingga saat ini, pihak Starbucks belum memberikan pernyataan resmi terkait aksi mogok tersebut. Permintaan komentar tidak dapat ditanggapi karena berada di luar jam operasional perusahaan.

Starbucks sebelumnya menyatakan telah memulai negosiasi dengan serikat pekerja pada April lalu. Bulan ini, perusahaan melaporkan telah mengadakan lebih dari delapan sesi negosiasi dan mencapai 30 kesepakatan. Meskipun demikian, isu-isu utama seperti upah layak dan kondisi kerja tetap menjadi kendala.

Starbucks mengoperasikan lebih dari 11.000 gerai di seluruh Amerika Serikat, dengan jumlah pekerja mencapai sekitar 200.000 orang. Dampak dari aksi mogok ini berpotensi memengaruhi operasional dan penjualan perusahaan, terutama selama musim liburan yang sibuk.