Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
InternasionalPeristiwa

Serangan Udara Israel di Kamp Rafah Tewaskan 45 Orang, Mayoritas Wanita dan Anak-anak

170
×

Serangan Udara Israel di Kamp Rafah Tewaskan 45 Orang, Mayoritas Wanita dan Anak-anak

Share this article
Tenda pengungsi Palestina di Rafah yang diserang Israel. (AFP/EYAD BABA)

Seketika.com, Jakarta – Serangan udara mematikan oleh Israel terhadap kamp pengungsi di kota Rafah, Gaza Selatan, telah menewaskan setidaknya 45 orang. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza dan petugas medis Palestina, kebanyakan korban adalah wanita dan anak-anak. Serangan tersebut juga melukai lebih dari 200 orang, yang mengundang kecaman luas dari dunia internasional dan seruan untuk gencatan senjata segera.

Serangan itu menargetkan Kamp Perdamaian Kuwait 1, sebuah kamp pengungsi Palestina yang dinyatakan sebagai zona aman. Rekaman video menunjukkan kamp tersebut dilalap api dengan warga sipil yang panik, termasuk banyak anak-anak, berusaha melarikan diri dari serangan malam itu. Mayat-mayat terbakar terlihat ditarik dari puing-puing.

“Beberapa warga sipil masih terjebak di dalam kamp, yang diserang tanpa peringatan,” kata seorang pria Palestina yang merekam kebakaran itu. “Ini dinyatakan sebagai zona aman,” tambahnya.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam keras serangan itu. “Saya mengutuk tindakan Israel yang menewaskan puluhan warga sipil tidak bersalah, yang hanya mencari perlindungan dari konflik mematikan ini. Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Keganasan ini harus dihentikan,” ujarnya.

Serangan itu terjadi setelah Hamas meluncurkan roket ke Tel Aviv pada Minggu lalu, memicu balasan dari Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim serangan itu didasarkan pada intelijen bahwa pejabat senior Hamas ada di lokasi tersebut, menewaskan dua anggota – Yassin Rabia, Kepala Staf Wilayah Tepi Barat, dan Khaled Nagar, anggota senior Hamas.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut serangan itu sebagai “kesalahan tragis”. “Meskipun kami berupaya semaksimal mungkin untuk tidak membahayakan pihak yang tidak terlibat, sayangnya terjadi kesalahan tragis semalam. Kami sedang menyelidiki kasus ini,” ucapnya.

Seorang pejabat AS memberitahu CNN bahwa Israel telah menginformasikan kepada administrasi Biden bahwa mereka menggunakan munisi presisi untuk menghantam target di Rafah, tetapi ledakan itu membakar tangki bahan bakar terdekat, menyebabkan kebakaran yang melanda kamp tersebut. IDF mengatakan bahwa Mekanisme Pencarian Fakta dan Penilaian mereka akan menyelidiki “keadaan kematian warga sipil di area serangan itu.”