Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
InternasionalPemilu

Situasi di Amerika Memanas Pasca Pilpres Venezuela

144
×

Situasi di Amerika Memanas Pasca Pilpres Venezuela

Share this article
Foto: Para pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang hasil resmi pemilu yang menyatakan terpilihnya kembali Presiden Nicolas Maduro, sehari setelah pemungutan suara di Valencia, Venezuela, Senin, 29 Juli 2024. (AP/Jacinto Oliveros)

Seketika.com, World – Situasi di benua Amerika memanas setelah pemilihan presiden di Venezuela pada Minggu (28/7/2024), memicu kerusuhan dan reaksi dari berbagai negara. Pemilihan ini kembali memenangkan petahana Nicolas Maduro dengan 51,2% suara, sementara lawannya, Edmundo Gonzalez Urrutia, mendapatkan 44,2% suara, menurut rekapitulasi penghitungan suara yang mencapai 80%.

Namun, kubu Gonzalez tidak menerima hasil tersebut. Pemimpin oposisi María Corina Machado mengklaim bahwa Gonzalez memenangkan 70% suara berdasarkan hasil exit poll independen, sehingga menyebut kemenangan Maduro sebagai kecurangan.

Ketidakpuasan terhadap kemenangan Maduro mendorong ribuan warga turun ke jalan pada Senin. Demonstran membanjiri beberapa lingkungan di ibu kota, meneriakkan “Kebebasan, kebebasan!” dan “Pemerintah ini akan jatuh!” Mereka merobek poster kampanye Maduro dan membakarnya, serta memukul panci dan wajan sebagai bentuk protes tradisional di Amerika Latin.

“Hasil pemilihan ini adalah kecurangan. Gonzalez Urrutia adalah presiden terpilih Venezuela yang sah,” ujar Machado.

Reaksi internasional juga muncul seiring tuduhan kecurangan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan beberapa negara Amerika Latin menyampaikan keprihatinan. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan “kekhawatiran serius” bahwa hasil pemilu tidak mencerminkan keinginan rakyat. Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell juga menyuarakan hal serupa, sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak ‘transparansi’.