Musim ini, Arsenal menjadi salah satu rival berat bagi Manchester City, bersama Liverpool.
The Gunners tidak langsung melesat sejak awal musim. Setelah menduduki puncak klasemen menjelang pertengahan musim hingga paruh musim, Arsenal sempat terjerembab ke peringkat keempat.
Namun, semangat juang yang tinggi membuat mereka kembali ke posisi teratas pada pekan ke-28 hingga pekan ke-36.
Sayangnya, anak asuh Mikel Arteta tidak mampu mempertahankan posisi tersebut dan harus rela digusur oleh Manchester City.
Ekspresi kekecewaan terlihat jelas di wajah para pemain dan suporter Arsenal. Air mata yang mengalir di lapangan dan di tribun penonton mencerminkan betapa besar harapan dan usaha yang telah dikerahkan sepanjang musim.
Namun, mereka harus menerima kenyataan pahit bahwa usaha tersebut belum cukup untuk meraih gelar yang sangat diidamkan.
Meski kecewa, semangat dan dukungan para suporter Arsenal tetap menjadi modal berharga bagi tim untuk kembali berjuang di musim depan.
Pengalaman pahit ini diharapkan bisa menjadi pelajaran berharga bagi para pemain dan pelatih Mikel Arteta untuk bangkit dan meraih prestasi yang lebih baik di masa depan.
Arsenal kini harus menatap musim depan dengan tekad yang lebih kuat dan strategi yang lebih matang untuk akhirnya bisa mengakhiri puasa gelar yang sudah berlangsung selama dua dekade.
