Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
Teknologi

Tantangan Raksasa Chip Dunia Terus Kehilangan Pangsa Pasar

38
×

Tantangan Raksasa Chip Dunia Terus Kehilangan Pangsa Pasar

Share this article
ilustrasi. (Reuters/Beawiharta)

Seketika.com, Teknologi – Intel, salah satu raksasa chip global, menghadapi tantangan berat dengan terus kehilangan pangsa pasar di berbagai segmen yang krusial bagi profitabilitasnya. Tidak hanya bersaing dengan nama besar seperti AMD dan Nvidia, Intel kini harus menghadapi tekanan dari perusahaan-perusahaan kecil dan bahkan mitra lama seperti Microsoft yang mulai mengembangkan desain chip mereka sendiri.

Salah satu pukulan besar bagi Intel datang dari AMD, yang berhasil melampaui pendapatan Intel untuk chip yang digunakan di pusat data—sebuah pencapaian yang jarang terjadi. Pada 2022, pendapatan Intel dari segmen pusat data masih tiga kali lipat lebih besar dibandingkan AMD. Namun, AMD kini memimpin dengan menawarkan CPU yang lebih canggih dan efisien, sebuah pasar yang selama ini menjadi tulang punggung Intel.

Menurut laporan Wall Street Journal, meskipun Intel masih memegang 75% pangsa pasar CPU untuk pusat data, dominasi ini perlahan terkikis karena banyak perusahaan mulai beralih ke chip dengan arsitektur ARM atau bahkan desain chip khusus mereka sendiri.

Tren saat ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang mengeluarkan investasi besar untuk pusat data baru lebih memilih arsitektur non-x86, yang selama ini menjadi andalan Intel. Chip berbasis ARM, yang dikenal lebih hemat daya dan fleksibel, menjadi alternatif utama.

Di sisi lain, Nvidia, yang selama ini dikenal karena GPU-nya, juga terus memperluas portofolionya dengan meluncurkan produk untuk pusat data dan kecerdasan buatan (AI). Pendapatan Nvidia diproyeksikan mencapai US$60 miliar pada 2024, melampaui Intel yang diperkirakan meraih sekitar US$55 miliar.

Juru bicara Intel mengatakan bahwa perusahaan berupaya menyederhanakan portofolio produk, meningkatkan kemampuan manufaktur, dan mengoptimalkan biaya. Michelle Johnston Holthaus, Co-Chief Executive sementara Intel, menyebut tahun 2025 sebagai “tahun stabilisasi” bagi perusahaan, saat mereka berusaha untuk memperkuat kembali posisinya di pasar.

Namun, Intel menghadapi tantangan tambahan setelah CEO Pat Gelsinger diberhentikan bulan lalu. Saat ini, perusahaan sedang mencari pemimpin tetap yang dapat membawa Intel keluar dari periode sulit ini.

Menurut Mercury Research, Intel masih memimpin pasar CPU desktop dan notebook dengan pangsa sekitar 76%. Namun, pasar CPU x86 yang menjadi andalan Intel terus menyusut, dengan banyak perusahaan beralih ke solusi alternatif.