Fokus Apple lebih ke arah teknologi masa depan seperti kecerdasan buatan dan pengembangan pusat data.
Pemerintahan Trump sempat mengecualikan smartphone dari tarif, namun kebijakan ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Jika tarif baru diberlakukan, Apple kemungkinan besar akan menaikkan harga iPhone untuk mempertahankan margin keuntungan, mengingat rantai pasokan mereka sangat bergantung pada China, India, dan negara lain.
Namun, berkat pendapatan besar dari layanan digital dan langganan yang menyumbang $96 miliar pada tahun fiskal terakhir, Apple masih mampu menyerap sebagian dampak tarif tanpa menaikkan harga secara signifikan dalam jangka pendek.
Dengan berbagai tantangan logistik, ekonomi, dan sumber daya manusia, Apple produksi iPhone di Amerika Serikat tampaknya masih akan menjadi wacana jangka panjang.
Sampai saat ini, Apple belum memberikan komentar resmi terkait strategi produksinya di tengah perang dagang yang terus berlangsung.
(apnews)