Kandungan bromat dalam AMDK ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk pH air, konsentrasi ion bromida dalam air, kadar ozon, dan lamanya proses ozonisasi atau filterisasi air mengandung bromida.
Pengujian terhadap produk AMDK penting untuk dilakukan secara berkala, mengingat regulasi telah menetapkan ambang batas kandungan bromat dalam AMDK.
Plt Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Zulnadi, menyayangkan bahwa pertumbuhan industri AMDK yang signifikan tidak diikuti dengan ketersediaan laboratorium yang memadai untuk melakukan uji kandungan bromat.
“Di Sumbar misalnya, air minum dalam kemasan produksi lokal jumlahnya sudah puluhan, dengan berbagai macam merek. Sementara, kadar bromatnya kemungkinan besar belum diuji di laboratorium. Sumbar tidak punya laboratorium untuk menguji kadar bromat,” kata Zulnadi.
(infopublik)
